Review Film Laskar Pelangi




Assalamualaikum Wr’Wb
   Pada penulisan kali ini saya Didit Dwi Wijanarko akan sedikit bercerita tentang film di indonesia, namun film di indonesia itu banyak, nah oleh karena itu untuk kali ini saya akan sedikit bercerita tentang film berjudul kan laskar pelangi. Film Laskar Pelangi adalah sebuah film yang dibuat oleh Riri Riza berdasarkan Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Bercerita tentang kehidupan anak-anak miskin yang memiliki semangat yang tinggi untuk mengecap pendidikan dengan keterbatasan yang melingkari kehidupan mereka di Pulau Belitong (Belitung), sebuah pulau yang berada di lepas pantai timur Indonesia, dimana suku yang mendominasi adalah suku Melayu dan Tionghoa, nah dari film ini kita akan sedikit mengenal tentang kebudayaan pulau yang salah satunya adalah pulau terkaya di indonesia yaitu pulau belitung. Selain kaya akan keindahan pesona alamnya, Pulau Belitung juga memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang begitu menarik, berbagai adat istiadat, tarian tradisional. Tidak mengherankan, dengan segala daya pikat tersebut menjadikan para turis, baik lokal maupun internasional tak pernah bosan mengunjungi kepulauan ini. Suku Bangsa Sebagian besar penduduk belitung adalah suku Melayu, yang merupakan penduduk asli pulau ini. Komunitas orang melayu yang tinggal di kampung-kampung yang jauh dari kota disebut Orang Darat. Di laut dan pesisir Pulau Belitung juga terdapat penduduk asli yang disebut Urang Laut dan Urang Juru. Orang Laut belitung disebut Suku Sekak atau Suku Sawang, yang hidup nomaden di sepanjang perairan bangka belitung. Mereka diperkirakan berasal dari Riau / Lingga, sedangkan Urang Juru yang jumlahnya lebih kecil, diduga berasal dari kepulauan Sulu / Mindanao. Urang Juru lebih membaur dengan orang Melayu sehingga Istilah Urang Juru sudah kurang dikenal saat ini. Disamping itu terdapat etnis Tionghoa yang umumnya merupakan keturunan imigran-imigran China yang masuk ke Belitung pada masa kolonial Belanda. Keragaman suku bangsa di Belitung juga dibentuk oleh kedatanagn Suku Jawa, Bugis, Madura, Bawean, Buton, Ambon, Batak, Bali, dan berbagai suku lainnya pada masa-masa kemudian.
   Bahasa, Bahasa ibu (Lingua Franca) yang digunakan di Pulau Belitung adalah Bahasa Melayu Belitong, dengan dialek / aksen yang berbeda antara Urang Darat dan Melayu Pesisir. Bahasa melayu yang lebih tua (diduga) adalah bahasa yang dipergunakan dalam pertunjukan Dul Mulok. Teater tradisional ini kini hanya terdapat di Desa Kembiri, Kecamatan Membalong.
   Kesenian Tradisional Kesenian Tradisional Belitung meliputi antara lain seni musik, seni tari, sastra tutur, dan teater rakyat, antara lain :
  • Begambus, Biasanya ditampilkan dalam berbagai acara kesenian rakyat dan selamatan di Belitung. Kesenian ini sangat bernuansa Islami, dimana syair-syair berisi petuah…
  • Begubang, Begubang kesenian Melayu Belitong yang umumnya ditampilkan dalam suatu upacara atau syukuran dengan 2 atau 3 orang lelaki melantunkan pantun…
  • Berebut Lawang, Jika masyarakat Betawi memiliki tradisi palang pintu, masyarakat Belitung pun memiliki satu tradisi beradu pantun yang biasa disebut berebut lawang.…
  • Beripat Beregong, Beripat Beregong merupakan Sejenis pemainan adu ketangkasan dengan menggunakan rotan sebagai alat pemukul. Masing-masing pemain mengandalkan kemampuan menangkis dan memukul…
  • Betiong, Merupakan musik tradisional yang menampilkan atraksi saling berbalas pantun dari para pemainnya, dengan alat musik berupa 4 buah gendang, tawak-tawak…
  • Dul Mulok, Dul Mulok merupakan sebuah drama tradisional berbahasa melayu. Drama tradisional ini akan membawakan cerita rakyat setempat dengan iringan alat musik…
  • Identifikasi Rumah Adat Belitong, Mengacu pada latar belakang tersebut diatas, rumah seringkali dijadikan media atau symbol atau identitas yang berkembang di dalam masyarakat. Sebagaimana…
  • Lesong Panjang, Lesong panjang biasanya dimainkan pada saat musim panen padi tiba. Alat utamanya adalah sebuah lesung yang terbuat dari kayu pilihan…
  • Maras Taun, Maras Taun berasal dari kata "maras" yang berarti "meniris ( membersihkan duri halus) dan "taun" berasal dari kata "tahun". Maras…
  • Muang Jong, Muang Jong berarti melepaskan perahu kecil ke laut. Perahu kecil tersebut berbentuk kerangka yang didalamnya berisikan sesajian. "Ancak" yaitu rumah-rumahan…
  • Nirok Nanggok, Nirok Nanggok adalah wujud kearifan lokal masyarakat Belitung ekosistem sungai. Ritual ini merupakan acara menangkap ikan secara masal di Lemong…
  • Stambul Fajar, Adalah sejenis musik keroncong berirama stambul dengan pengaruh budaya islam yang kental. Biasanya dimainkan pada malam hari hingga terbit fajar…
  • Tari Campak, Tari campak  di Belitung ini ada 2 macam yaitu Campak Darat dan Campak Laut. Tarian ini adalah tari khas masyarakat…
  • Tari Mendulang Timah, Satu persatu anak berlari ke tanah lapang dengan seluruh badan dilumuri lumpur. Mereka membawa dulang dan melakukan gerakan-gerakan seperti sedang…
  • Tari Sekapur Sirih, Tari sekapur sirih adalah salah satu tarian selamat datang yang berasal dari Belitung. Dalam tarian ini, penari membawa sebuah wadah…
  • Tari Sembah, Tari sembah atau tari sambut merupakan tari selamat datang atau sekapur sirih yang menggambarkan rasa kegembiraan dengan musik dan nyanyian…
  • Tari Tulak Bala, Tarian ini diangkat dari upacara yang sering dilakukan masyarakat untuk menolak mara bahaya guna menjaga keselamatan kampung dari berbagai penyakit.…
  • Tradisi Makan Bedulang, Makan Bedulang adalah prosesi makan bersama yang dilakukan menurut Adat Belitong dengan tata cara dan etika tertentu. satu dulang diperuntukan…
          Nah itulah sedikit yang bisa saya ceritakan sedikit tentang kepulauan belitung hehehe, selanjutnya kita cerita kembali sedikit tentang film laskar pelangi. Berawal dari sebuah sekolah Muhammadiyah yang telah menjadi tempat anak-anak tersebut terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud provinsi setempat jika siswa tidak mencapai 10 anak. Kemudian ketika upacara pembukaan, seorang ibu dengan anaknya yang bernama Harun mendaftarkan diri di sekolah tersebut. Sehingga sekolah Muhammadiyah memiliki murid yang genap 10 orang, dan akhirnya sekolah Muhammadiyah tidak jadi ditutup.

Oleh karena itu Bu Muslimah (guru yang mengajar di sekolah Muhammadiyah) memberikan nama kepada mereka sebagai anak Laskar Pelangi. Semua anak tersebut memiliki karakteristik serta kelebihannya masing-masing. Misalnya, si Mahar. Meskipun perilakunya terkadang suka ngawur dan lucu, tetapi ia memiliki minat dan juga bakat terhadap bidang seni, hingga akhirnya ia yang memberikan kemenangan untuk sekolah Muhammadiyah pada pesta karnaval dengan tarian tradisional yang diciptakannya sendiri. Atau si Lintang, seorang anak nelayan yang sangat jenius. Dimana ia memiliki cara tersendiri untuk menciptakan rumus-rumus matematika dan juga telah menjadi bintang kejora di sekolah Muhammadiyah pada lomba cerdas cermat. Sesuai lirik lagu Lintang, bahwa Lintang adalah seorang anak yang sangat luar biasa. Kemudian ada Ikal, yang menyukai dan berbakat dalam bidang sastra, dan anak-anak lainnya. Persoalan demi persoalan yang harus dihadapi oleh pihak sekolah serta anak-anak tersebut dapat memberikan kita sebuah perbandingan, bahwa ternyata masih banyak orang-orang yang memiliki keterbatasan untuk menggapai impian. Seperti lirik yang dinyanyikan pada Soundtrack Laskar Pelangi, sangat inspiratif. Apapun kendalanya, jika kita memiliki mimpi dan kemauan, pasti ada jalan!
         Dari film laskar pelangi saya memiliki sedikit kutipan yang sangat membuat saya bersemangat dalam menjalani hidup ini, beginilah kata-katanya “Bermimpilah, karena tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu” dan “Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati”
Sumber :


Komentar

Postingan Populer